Gerakan Muhammadiyah dalam Bidang Pendidikan

Aprianto

Aprianto

Pembahasan dan pembicaraan tentang gerakan Muhammadiyah dapat dibaca, didengar dan dilihat dari berbagai literature atau melalui pandangan para aktivis Muhammadiyah baik pada tingkat lokal maupun nasional. Muhammadiyah dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 M dengan tokoh utamanya KH. Ahmad Dalah.

[1] Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan telah merumuskan visi dan misi[2] yang sudah jelas, sehingga dapat melahirkan gerakkan yang terarah dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan secara bersama. Sebagai sebuah gerakan, dalam perjalanannya Muhammadiyah melaksanakan usaha dan kegiatannya dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat di Indonesia. 

[1] Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan telah merumuskan visi dan misi[2] yang sudah jelas, sehingga dapat melahirkan gerakkan yang terarah dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan secara bersama. Sebagai sebuah gerakan, dalam perjalanannya Muhammadiyah melaksanakan usaha dan kegiatannya dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat di Indonesia. 

 

 

 

 

 

Usaha dan kegiatan Muhammadiyah dapat dikelompokkan ke dalam empat bidang, yakni: pertama, bidang Keagamaan, yang meliputi memberikan tuntunan dan pedoman dalam bidang aqidah, ibadah, akhlak dan mu’amalah berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah, mendirikan masjid dan mushalla sebagai tempat sarana ibadah, mencetak kader ulama (fuqaha), menelaah berbagai kajian keislaman dan perkembangan umat Islam, memberi fatwa dan tuntunan dalam bidang Keagamaan dan melakukan dakwah. Kedua, bidang pendidikan, yang meliputi pendidikan yang beroerientasi kepada perpaduan antara sistem pendidikan umum dan sistem pesantren. Ketiga, bidang social kemasyarakatan, yang meliputi kegiatan dalam bentuk amal usaha rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik, balai pengobatan, apotik, panti asuhan anak yatim, Keempat, bidang partisipasi politik, di mana Muhammadiyah bukan partai dan underbouw partai politik, akan tetapi sebagai partisipasi politik Muhammadiyah dalam bentuk beramar ma’ruf nahi mungkar dan memberikan panduan etika, moral dan akhlakul karimah terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dan masyarakat.[3]

Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah telah melakukan aktifitasnya dalam bentuk mendirikan madrasah-madrasah dan pesantren dengan memasukkan kurikulum pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan umum dan modern, mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan kurikulum keislaman dan kemuhammadiyahan. Lembaga pendidikan yang didirikan di atas dikelola dalam bentuk amal usaha dengan penyelenggaranya dibentuk sebuah majelis dengan nama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, secara vertikal mulai dari Pimpinan Pusat sampai ke tingkat Pimpinan Cabang.[4]

Pendirian pendidikan Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengungkapkan dengan pemikirannya bahwa pendidikan Muhammadiyah didirikan dan dilandasi atas motivasi teologis bahwa manusia akan mampu mencapai derajat keiamanan dan ketaqwaan yang sempurna apabila mereka memiliki kedalaman ilmu pengetahuan. Motivasi teologis inilah menurut Mu’ti, yang mendorong KH. Ahmad Dahlan menyelenggarakan pendidikan di emperan rumahnya dan memberikan pelajaran agama ekstra kurikuler di OSVIA dan kweekschoool.[5] Pada aspek yang berbeda, Muhammad Azhar melihat pendidikan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah pada aspek burhani yakni sebuah lembaga pendidikan lebih banyak melahirkan output ketimbang outcome, aspek irfani yakni pendidikan Muhammadiyah yang bercirikan rasionalitas dan materialitas-birokratik, aspek bayani, yakni pendidikan Muhammadiyah yang model pengajarannya menjadi terasa kering, mengingat paradigma pergerakan Muhammadiyah yang modernistik.[6]

Majelis Dikdasmen yang diserahi tugas sebagai penyelenggaran amal usaha di bidang pendidikan, dalam melaksanakan program mengacu kepada Tanfidz Keputusan Muktamar, Tanfidz Keputusan Musywil dan Tanfidz Keputusan Musda. Agar penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Muhammadiyah mempunyai acuan dan aturan yang jelas, Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mentanfidzkan Keputusan Rapat Kerja Nasional Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah seluruh Indonesia.

Sebagai bagian dari persyarikatan Muhammadiyah, Majelis Dikdasmen mempunyai tugas pokok adalah menyelenggarakan, membina, mengawasi dan mengembangkan penyelenggaraan amal usaha di bidang pendidikan dasar dan menengah. Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, majelis pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah harus mengacu kepada visi, misi, asas dan tujuan pendidikan Muhammadiyah.[7] Amal usaha pendidikan yang dikelola dan diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen tersebut adalah SD, MI, SMP, MTs, SMA, SMK, MA dan Pondok Pesantren.


[1] Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena berasal dari kata Muhammad, kemudian mendapatkan ya nisbiyah, sedangkan secara terminologi berarti gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Berkaitan dengan latar belakang berdirinya Muhammadiyah secara garis besar faktor penyebabnya adalah pertama, faktor subyektif adalah hasil pendalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an dalam menelaah, membahas dan mengkaji kandungan isinya. Kedua, faktor obyektif  di mana dapat dilihat secara internal dan eksternal. Secara internal ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagiab besar umat Islam Indonesia. Secara eksternal adalah semakin meningkatnya gerakan kristenisasi di tengah-tengah masyarakat Indonesia, penetrasi bangsa-bangsa Eropa, terutama bangsa Belanda ke Indonesia. Lihat Musthafa Kamal Pasha, op.cit., h. 69-77, Tanfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Malang tahun 2005, Yusron Asrofie, KH. Ahmad Dahlan: Pemikiran dan Kepemimpinannya, (Yogyakarta: MPK-SDI PP Muhammadiyah, 2005), h. 31-46, Syakirman M. Noor, Pemikiran Pembaharuan Muhammadiyah: Refleksi Konseptual Aspek Teologi, Syariah dan Akhlak, (Padang: Baitul Hikmah Press, 2001), h. 21-35, Haedar Nasir, et.al., Materi Induk Perkaderan Muhammadiyah, (Yogyakarta: Badan Pendidikan Kader PP Muhammadiyah, 1994), h. 125-127

 

[2] Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang, sehingga menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt dalam kehidupan di dunia ini. Misi Muhammadiyah adalah (1) Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw. (2) Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi. (3) Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya. (4) Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39 Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto.

 

[3] Lihat Profil Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat masa jabatan 2005 – 2010

 

[4] Majelis adalah unsur pembantu pimpinan yang diserahi tugas sebagai penyelenggara amal usaha, program, dan kegiatan pokok dalam bidang tertentu sesuai dengan kebijakan pimpinan persyarikatan masing-masing tingkat. Lihat Qidah Unsur Pembantu Pimpinan Persyarikatan pasal 1 ayat 4.

[5] Abdul Mu’ti, Mengembangkan Pendidikan Muhammadiyah Menjadi Amal Shalih Profesional, dalam Edy Suandi Hamid, et.al., (peny) Membangun Profesionalisme Muhammadiyah, Yogyakarta: LPTP PP Muhammadiyah, 2003, h. 97-107

 

[6] Muhammad Azhar, Posmodernisme Muhammadiyah, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2005), h. 153-154

[7] Visi penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah adalah tertatanya manajemen dan jaringan pendidikan yang efektif sebagai gerakan Islam yang maju, profesional dan modern serta untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi peningkatan kualitas pendidikan Muhammadiyah. Misi penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah adalah (1) menegakkan keyakinan tauhid yang murni, (2) menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah, (3) mewujudkan amal islami dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, (4) menjadikan lembaga pendidikan Muhammadiyah sebagai pusat pendidikan, dakwah dan perkaderan. Asas pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah berasaskan Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Sedangkan tujuan pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah adalah untuk mengembangkan berbagai potensi siswa agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara Indonesia yang demokratis serta bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Lihat Tanfidz Keputusan Rakernas Pendidikan Muhammadiyah se Indonesia tahun 2006.

12 Tanggapan

  1. Mantap da, tambah taruih contentnyo, mudah-mudahan bisa dijadikan referensi pendidikan Islam. tambah subur se ma da? apo rumusnyo?

  2. Rumus biasa aja…. Baaa kaba Qolbi kiniii…
    Yang penting selalu tulis ajaaaa..
    Dah berapa anaknya sekrang…

  3. rumusannya bagus bgt bang tapi saya ingin kasih saran bagaimana dalam bidang keagamaan,dan bidang sosial abang tambahkan lebih banyak lagi,apalagi saya mahasiswa muhammadiyah bang.

  4. Terima kasih, mudah-mudahan akan ditambah pada bidang yang dua tersebut…..
    Ardiansyah mahasiswa UM di mana?
    Salam kenal ya..

    Wassalam

  5. ok, makasih tulisannya…
    tapi perlu ditulis lebih banyak tentang amal usaha pendidikan Muhammadiyah yang dihubungkan dengan pengembangan nilai keberagamaan/ kesalehan sosial. karena pada dasarnya Muhammadiyah adalah gerakan kesalehan sosial.
    salam kenal dari civitas UNMUH Magelang
    Wassalam

  6. Sama-sama Terima kasih…….

    Mas Sulis ngajar di UNMUH Magelang ya….. Silakan juga ditulis tentang Pendidikan Muhammadiyah dengan Pengembangan Keberagamaan dan Kesalehan Sosial

    Wassalam…

    Dari UNMUH Sumbar

  7. mau cari buku berjudul :
    Pedoman bermuhammadiyah/edited by Abdul Munir Mulkan
    kalau ada berapa harga buku dan kirim alamat:
    martha Hartanti
    Jl. Janur Kuning III WH1 No.23
    Kelapa Gading Permai
    Jakarta 14240
    hp :081315498678
    sambil menunggu balasannya saya ucapkan terima kasih.
    Martha

  8. bagaimana kabarnya, pasca gempa di padang. Mudah2an selamat, sehat dalam perlindungan Allah SWT. tetap sabar, Amin

  9. Saudaraqu, gmana caranya Kami Dari MA. KMM, Kauman bisa dapoat akses nama-nama MTs/ Smp Muhammadiyah Di bawah Majelis dikdasmen. ???

    • Saudaraqu tinggal di mana? kalau mencari data Madrasah dan Sekolah Muhammadiyah, silakan aja datang ke Majelis Dikdasmen dalam wilayah Saudaraqu tinggal….

  10. Tulisan ini bermanfaat bagi kalangan akedeisi.

Tinggalkan komentar